Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kepada-Nya kita memuji,
meminta pertolongan, memohon ampunan, serta bertaubat. Kita berlindung
kepada-Nya dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa
yang diberi hidayah oleh Allah, niscaya tidak ada yang mampu menyesatkannya,
dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya tidak ada seorang pun
pemberi petunjuk baginya.
Hari ini, Rabu 10 Juli 2013 atau bertepatan dengan 1 Ramadhan 1434 H,
umat muslim di Indonesia mulai memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan yang
penuh keutamaan, penuh dengan kebaikan, keberkahan, dan pemberian. Bulan yang
didalamnya diturunkan permulaan al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah)
bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan
pembeda (antara yang haq dan yang bathil…” [QS. Al-Baqarah: 185].
Keutamaan lain bulan Ramadhan, disebutkan
dalam sebuah riwayah dari Abu Hurairah Radhiyallaahu
‘anhu bahwasanya Nabi Shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Ramadhan tiba, maka pintu-pintu
surge dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu”.
Adapun amalan yang utama dibulan Ramadhan, yang membedakannya dengan
amalan dibulan selain bulan Ramadhan, adalah puasa. Hal ini didasarkan pada
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa” [QS.Al-Baqarah: 183].
Puasa merupakan salah satu pilar tegaknya Islam, dimana Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Islam dibangun di atas lima perkara: (1)
Syahadat bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah
dan Muhammad adalah Rasul-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4)
naik haji, dan (5) puasa Ramadhan” [Mutafaq ‘alaih].
Mengenai keutamaannya,
puasa Ramadhan merupakan sebab
terampuninya dosa dan dihapuskannya kesalahan. Dalam sebuah riwayat dari
Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu
bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan
iman dan karena mengharapkan pahala dari Allah, niscaya akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu”.
Keutamaan selanjutnya, puasa dibalas dengan pahala yang sangat besar, tidak terbatas, dan tidak terikat dengan
bilangan tertentu. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam sebuah hadits qudsi:
“Seluruh amal anak Adam adalah untuk
dirinya, kecuali puasa, Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan
membalasnya…”
Dalam salah satu riwayat Muslim, disebutkan bahwa:
“Satu kebaikan dalam setiap amalan anak Adam
akan dibalas dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah
berfirman: ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya
ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasanya. Pelakunya telah meninggalkan
syahwat dan makan karena Aku’”.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyandarkan pahala kepada diri-Nya yang mulia, tanpa ,menggunakan bilangan tertentu.
Sungguh, Dia adalah Maha Pemurah dan Maha Pemberi. Besarnya pemberian itu
sesuai dengan kebesaran pemberian-Nya, Oleh karena itu, pahala bagi orang yang berpuasa teramat banyak lagi tidak terhingga.
Selain itu, puasa adalah perisai yang mampu menjaga pelakunya dari
perbuatan buruk dan sia-sia. Puasa juga menjadi
perisai bagi pelakunya dari siksa api Neraka, sebagaimana diriwayatkan dari
Jabir Radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa adalah perisai yang dipakai oleh
seorang hamba untuk melindungi diri dari Neraka”.
Puasa, dengan izin Allah, mampu memberikan syafaat bagi pelakunya pada
hari Kiamat, sebagaimana riwayat dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallaahu ‘anhuma bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa dan al-Qur’an akan memberikan syafaat
kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa berkata: ‘Ya
Rabbku, aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwat, maka jadikanlah
aku sebagai pemberi syafaat untuknya’…”
Keutamaan lain, bau
mulut orang yang berpuasa lebih baik
di sisi Allah dibandingkan wangi misik. Dan orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan. Kegembiraan pertama
adalah pada saat berbuka, yaitu bergembira dengan nikmat yang telah Allah
berikan, baik kesempatan berpuasa maupun kenikmatan yang kembali dihalalkan
untuknya berupa makanan, minuman, dan lainnya.
Kegembiraan kedua adalah kegembiraan ketika berjumpa
dengan Rabbnya dengan mendapatkan balasan yang utuh dan sempurna atas puasanya
di sisi Allah. Tersedia pintu surga yang
dikhususkan bagi orang yang berpuasa. Kelak akan ada seruan: “Mana orang-orang yang berpuasa? Hendaklah
mereka memasuki Surga melalui pintu ar-Rayyan. Tidak ada yang boleh memasuki
pintu tersebut, selain mereka”.
Demikian artikel singkat tentang keutaamaan puasa.
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan amal ibadah yang diterima di sisi
Allah, sehingga menjadi tambahan timbangan amal kebaikan pada hari Kiamat.
Ya Allah, jagalah puasa kami, jadikanlah ia sebagai
pemberi syafaat untuk kami, serta ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan
seluruh kaum Muslimin. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi
wasallam, keluarganya, para Shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti
beliau dengan baik sampai hari Kiamat.
Jakarta, 10 Juli 2013.
Selepas kembali dari tanah haram, Makkah Al-Mukaramah.
1 comment:
KAMPUS SWASTA TERBAIK
KAMPUS SWASTA TERBAIK
KAMPUS SWASTA TERBAIK
KAMPUS SWASTA TERBAIK
Post a Comment