08 June 2015

Tips Sukses SBMPTN 2015



Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) merupakan ujian tertulis secara nasional yang diselenggarakan oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) untuk mencari dan menjaring calon mahasiswa terbaik yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di PTN. Untuk tahun ini, ujian tertulis SBMPTN insya Allah akan dilaksanakan hari Selasa, 9 Juni 2015 besok.

Hingga batas akhir periode pendaftaran, tercatat ada 693.185 orang peserta yang terbagi dalam tiga kelompok ujian, dengan rincian 260.797 orang peserta memilih Kelompok Ujian Sains dan Teknologi (Saintek), 277.676 orang peserta memilih Kelompok Ujian Sosial dan Humaniora (Soshum), dan 154.712 orang memilih Kelompok Ujian Campuran.

Materi ujian tertulis pada SBMPTN 2015 terdiri dari
1. Tes Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA), meliputi soal Tes Kemampuan Verbal, Numerikal, Figural, Penalaran, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, dengan jumlah 90 soal dan alokasi waktu pengerjaan 105 menit;
2. Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek), meliputi soal Matematika IPA, Kimia, Fisika, dan Biologi, dengan jumlah 60 soal dan alokasi waktu pengerjaan 105 menit; dan/atau
3. Tes Kemampuan Dasar Soshum (TKD Soshum), meliputi soal Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, dengan jumlah 60 soal dan alokasi waktu pengerjaan 75 menit.

Bagi peserta yang memilih kelompok Ujian Saintek harus mengikuti ujian TKPA dan TKD Saintek. Sedangkan bagi peserta kelompok Ujian Soshum harus mengikuti ujian TKPA dan TKD Soshum. Sementara itu, bagi peserta kelompok Ujian Campuran harus mengikuti TKPA, TKD Saintek, dan TKD Soshum.

Siap Akademis Saja Tidak Cukup

Sebagian peserta SBMPTN telah berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari belajar mandiri mengerjakan soal-soal tahun sebelumnya hingga mengikuti Program Khusus yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga bimbingan tes. Namun persiapan akademis saja tidak cukup. Untuk sukses di SBMPTN atau ujian tertulis lain peserta harus siap juga secara fisik, mental, dan teknis.
Siap secara fisik artinya peserta dalam keadaan sehat dan bugar pada saat hari H pelaksanaan ujian. Hal ini sangat penting mengingat seluruh rangkain ujian tertulis SBMPTN hanya diselenggarakan satu hari. Sementara materi ujian sangat banyak, beragam, dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Belum lagi masalah keterbatasan waktu, misalnya untuk 90 soal TKPA hanya disediakan waktu 105 menit, artinya tiap soal hanya disediakan sekitar 1,17 menit. Keadaan ini menuntut fisik prima dan bugar peserta sehingga mereka memiliki daya tahan tubuh dan konsentrasi tinggi.

Terkait kesiapan fisik menjelang hari H, tipsnya jangan tidur terlalu malam. Sebagian siswa belajar hingga larut malam pada H-1 sehingga menyebabkan dirinya kurang tidur. Padahal kurang tidur dapat menyebabkan konsentrasi menurun, emosi menjadi labil, daya tahan tubuh melemah, memicu stress, dan berbagai akibat buruk lainnya. Selain itu, tidur terlalu larut berpotensi menyebabkan peserta terlambat bangun pada pagi harinya sehingga terlambat tiba di lokasi ujian. Padahal ujian tertulis SBMPTN bagi peserta Kelompok Saintek dijadwalkan akan dimulai Pukul 07.00 WIB dan peserta diminta hadir 30 menit sebelumnya untuk memastikan ruang ujian dan tempat duduk telah sesuai.

Berikutnya siap mental, artinya peserta harus punya keyakinan kuat bahwa dirinya telah siap menghadapi ujian pada tanggal 9 Juni nanti. Jangan takut! Ketakutan hanya akan mendorong seseorang untuk memasang pintu berlapis-lapis. Akibatnya pikiran jadi sempit dan terkurung. Padahal otak kita justru bekerja seperti parasut, ia akan bermanfaat saat terbuka. Maka, siapkan mental tempur untuk berjuang mengejar cita-cita di masa depan.

Terakhir kesiapan teknis, meliputi setiap hal terkait teknis pelaksanaan ujian itu sendiri. Peserta harus sudah menyiapkan kartu peserta SBMPTN dan dokumen-dokumen pendukung lain, seperti fotocopi ijazah yang sudah dilegalisasi atau sekurang-kurangnya SKHUN. Cetak kartu peserta dengan printer berwarna. Pastikan foto sudah tercetak sesuai ketentuan. Jika belum, segera hubungi Panlok dan tanyakan solusinya.

Selanjutnya jangan pelit dengan alat tulis. Bawa beberapa pensil 2B yang sudah siap pakai, rautan pensil, karet penghapus yang lunak dan dapat membersihkan hingga bersih, ballpoint hitam. Siapkan dalam satu wadah dan pastikan masuk ke dalam tas yang akan dibawa. Jangan sampai waktu berkurang karena masih sibuk meraut, atau mencari alat tulis lain. Ingat, panitia tidak mentolerir peserta yang tidak membawa alat tulis. Peserta tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun dengan peserta lain saat ujian tertulis berlangsung.

Peserta seharusnya juga menguasai seluruh tata tertib selama pelaksanaan ujian, diantaranya peserta harus memeriksa sendiri kondisi LJU. Jika LJU tidak layak atau dianggap tidak dapat terbaca mesin scanner, maka segera minta ganti. Isi data identitas peserta ujian secara teliti, mulai dari nama peserta sesuai yang tertera pada Kartu Peserta, Nomor Peserta SBMPTN (jangan sampai salah mengisi nomor peserta ujian lain atau nomor peserta di bimbingan tes), Kode Naskah, tanggal lahir, dan tanda tangan pernyataan pada LJK.

Saat menerima naskah soal, jangan terburu-buru langsung mengerjakan. Periksa kembali kelengkapan tiap halaman soal, pastikan tidak ada cetakan yang hilang. Jika soal tidak lengkap segera minta ganti naskah soal baru. Kerjakan soal setelah pengawas ujian mempersilakan.

Teknis Penilaian pada SBMPTN

 Ada beberapa hal yang harus peserta perhatikan sebelum menjawab soal ujian. Pertama, lihat aturan main. Jangan asal tembak! Penilaian SBMPTN menggunakan sistem Benar +4, Salah -1, dan Kosong 0. Jadi untuk perhitungan Nilai Mentah (NM) = {[(Jumlah Benar x 4) – Jumlah Salah] / (Jumlah Soal x 4)} x 100%.

Dari perhitungan nilai mentah akan diperoleh skor dalam rentang nilai 0-100%. Selanjutnya nilai diolah menjadi Nilai Baku(NB) = (Nilai Mentah – Rataan) / Simpangan Baku.

Dalam perhitungan nilai baku sangat bergantung pada rataan dan simpangan baku dari data yang terbentuk. Nilainya dinamis, tergantung nilai pada tahun berjalan. Perhitungan Nilai Baku ini ditujukan untuk mengetahui nilai peserta dibandingkan dengan peserta lain. Selain itu, perhitungan Nilai Baku juga digunakan untuk menentukan apakah seseorang siswa terkena aturan nilai mati. Nilai mati terjadi jika ada peserta yang mendapat nilai baku -2,5 untuk dua mata ujian atau lebih.

Yang perlu dipahami peserta adalah Panitia SBMPTN hanya akan mengambil putra-putri terbaik, jadi pastikan bahwa peserta memberikan usaha terbaik sehingga mempunyai hasil di atas rata-rata untuk tiap mata ujian. Jangan sampai terlalu sibuk di satu soal sehingga tidak sempat mengerjakan soal lain, atau jangan hanya fokus di satu mata ujian sehingga lupa mengerjakan mata ujian lain, misalnya terlalu asyik di TPA dan Matematika Dasar menyebabkan soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tidak dikerjakan. Ingat, tiap mata ujian harus ada soal yang dikerjakan.

Proses selanjutnya adalah pengolahan menjadi Nilai Nasional (NN) = 500 + ( 100 x NB). Berdasarkan nilai nasional inilah peserta akan diurutkan mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Selanjutnya dilakukan proses alokasi yaitu penempatan peserta ke program studi yang dipilihnya, dengan ketentuan peserta dengan nilai lebih baik mendapat prioritas untuk dialokasikan terlebih dahulu. Program studi hanya menerima sejumlah mahasiswa baru sesuai dengan daya tampungnya. Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada passing grade tetap untuk tiap Prodi. Passing grade akan begerak tiap tahunnya, bergantung pada nilai yang terbentuk pada tahun berjalan.

Selamat bersiap menghadapi SBMPTN 2015 besok. Semoga bermanfaat.

01 August 2013

BEKAL KEHIDUPAN

Hidup adalah seni memilih. Apapun yang kita hadapi, selalu ada pilihan tentang bagaimana kita akan menyikapi. Yang pasti, setidaknya ada dua hal yang perlu kita pahami sebagai bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan ini.

Pertama, istikharah.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita untuk melaksanakan shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan mubah, baik perkara tersebut nampak jelas kebaikannya maupun tidak. Istikharah bukan hanya saat kita hendak memilih jodoh, istikharah bukan hanya saat kita menghadapi perkara besar, istikharah bukan hanya saat kita menghadapi perkara penting. Istikharah dalam setiap perkara/urusan karena bisa jadi hal yang dianggap remeh atau kecil sekalipun, dapat membuahkan perkara yang besar dan penting.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian bermaksud melakukan suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, lalu hendaklah ia berdoa: 




‘Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal ‘adziim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (lalu sebutkan perkara/urusan tersebut) khoirun lii fii diinii, wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii wa ‘aajili wa aajilihi faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii wa ‘aajili wa aajilihi fash-rifhu ‘annii wash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro khaitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi’

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, aku memohon sesuatu dari karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau mampu sedangkan aku tidaklah mampu, Engkau yang Maha Mengeahui sedangkan aku tidak mengetahui, Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu sebutkan perkara/urusan tersebut) baik bagiku dalam baik bagi agamaku, penghidupanku, dan akhir kesudahan perkaraku di dunia maupun di akhirat, maka tetapkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah aku untuk mendapatkannya, kemudian berkahilah aku dalam perkara tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut buruk bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagiku baik di dunia maupun di akhirat, maka palingkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya, dan tetapkanlah untukku kebaikan di manapun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku pun ridho dengannya” (HR. Al-Bukhari).


Kedua, sikap syukur atau sabar atas konsekuensi dari setiap pilihan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya” (HR. Muslim).

Sesungguhnya kehidupan kita penuh dengan ujian dan cobaan, baik berupa hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang tidak diinginkan. Dan tidaklah seseorang bisa melewati dua ujian ini kecuali dengan syukur kepada Allah saat mendapatkan kenikmatan, dan sabar saat menghadapi kesulitan.

Sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan adalah yang terbaik untuk kita.  Apa yang Allah tetapkan adalah pilihan terbaik untuk kita. Hendaklah kita berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah, mengerahkan segenap kemampuan dengan menempuh cara-cara yang disyari’atkan, kemudian menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah. Dan apabila hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita saat ini, hendaklah kita mengingat firman Allah:
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kami tidak mengetahui”. (QS.Al-Baqarah: 216).

Sungguh jika kita merenungi dan mau jujur terhadap diri sendiri, pasti akan kita dapati bahwa selalu ada hikmah dan maslahat tertentu dari setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-Nya.


Semoga bermanfaat dan menjadi bekal bagi kita dalam menghadapi berbagai pilihan kehidupan yang terbentang di hadapan.




16 July 2013

BERITA GEMBIRA BAGI JAMAAH UMRAH INDONESIA

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kepada-Nya kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampunan, serta bertaubat. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, niscaya tidak ada yang mampu menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.


Ada yang berbeda dengan hari-hari menjelang Ramadhan tahun ini. Allah memberikan rezeki yang luar biasa, berupa kesempatan menunaikan ibadah Umrah. Terasa begitu indah dan istimewa karena Umrah mempunyai pahala yang agung dan balasan yang melimpah. Umrah dapat menghapus kesalahan yang pernah kita lakukan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: “Antara umrah yang satu dan umrah lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya melainkan surga.”

Selain itu, Umrah memiliki beberapa keutamaan lain, diantaranya menghilangkan kefakiran. Diriwayatkan dari Abdullah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”


Dan bagi jamaah Umrah Indonesia, selain melaksanakan manasik Umrah di Masjidil Haram biasanya disertai paket ziarah ke Masjid Nabawi di Kota Madinah Al-Munawwarah. Masjid Nabawi memiliki keutamaan yang sangat besar! Allah telah menyematkan padanya keutamaan yang besar, sebagaimana Allah telah melebihkan sebagian amalan di atas sebagian yang lain. Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Satu kali shalat di masjidku ini lebih baik dari seribu shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram”.


Ini berarti satu kali shalat fardhu di Masjid Nabawi lebih baik dari shalat fardhu yang kita lakukan dalam 200 hari di masjid lainnya, selain Masjidil Haram. Maka sungguh merugi bagi jamaah yang sudah Allah berikan kesempatan berziarah ke Madinah, namun tidak sungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan besar ini.


Dan bagi jamaah Umrah Indonesia, ada berita gembira. Saat ini, bagi jamaah Indonesia disediakan kajian ilmiah berbahasa Indonesia yang diselenggarakan di Masjid Nabawi. Kajian diselenggarakan setiap ba'da Maghrib sampai Isya' (setiap hari kecuali hari Sabtu) bertempat di Pintu 19 (Pintu Badr, sekitar 20 meter ke depan sebelah kiri).

Pengisi materi kajian ilmiah tersebut adalah Ustadz Abdullah Roy, Lc., MA. Seorang pemuda kelahiran Kretek Bantul, Yogyakarta tahun 1980. Di usia yang masih terbilang muda, Beliau telah menyelesaikan studi Program Sarjana di Fakultas Hadist Universitas Islam Madinah, menyelesaikan Program Magister di Fakultas Dakwah Jurusan Aqidah Universitas Islam Madinah, dan saat ini sedang menempuh studi Doktoral di Jurusan yang sama. (Beliau juga membuka diri untuk berbagai pertanyaan tentang agama Islam melalui http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/ atau email ke roymadinah@yahoo.co.id atau bagi dapat dihubungi via telp di nomor: +966 507638487.

Sungguh hadirnya kajian berbahasa Indonesia ini merupakan kenikmatan yang menyempurnakan rangkaian ibadah bagi jamaah Indonesia, yang mayoritas memiliki keterbatasan penguasaan bahasa Arab. Dan kabar gembira selanjutnya bagi para jamaah Indonesia yang meluangkan waktunya untuk menuntut ilmu di Masjid Nabawi adalah sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallâhu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa memasuki masjidku (nabawi), tidak mendatanginya kecuali karena untuk mempelajari sebuah kebaikan atau mengajarkannya maka kedudukan dia seperti orang yang berperang di jalan Allâh, dan barangsiapa yang datang untuk selain itu maka dia seperti orang yang melihat sesuatu yang bukan miliknya".

Semoga bermanfaat dan menjadi amal yang diterima di sisi Allah, sehingga menjadi tambahan timbangan amal kebaikan pada hari Kiamat.