10 July 2013

SELAMAT DATANG RAMADHAN: KEUTAMAAN PUASA

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, kepada-Nya kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampunan, serta bertaubat. Kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan jiwa dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, niscaya tidak ada yang mampu menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, niscaya tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.

Hari ini, Rabu 10 Juli 2013 atau bertepatan dengan 1 Ramadhan 1434 H, umat muslim di Indonesia mulai memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan yang penuh keutamaan, penuh dengan kebaikan, keberkahan, dan pemberian. Bulan yang didalamnya diturunkan permulaan al-Qur’an, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil…” [QS. Al-Baqarah: 185].



Keutamaan lain bulan Ramadhan, disebutkan dalam sebuah riwayah dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila Ramadhan tiba, maka pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu”.

Adapun amalan yang utama dibulan Ramadhan, yang membedakannya dengan amalan dibulan selain bulan Ramadhan, adalah puasa. Hal ini didasarkan pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” [QS.Al-Baqarah: 183].

Puasa merupakan salah satu pilar tegaknya Islam, dimana Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Islam dibangun di atas lima perkara: (1) Syahadat bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) naik haji, dan (5) puasa Ramadhan” [Mutafaq ‘alaih].

Mengenai keutamaannya, puasa Ramadhan merupakan sebab terampuninya dosa dan dihapuskannya kesalahan. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan karena mengharapkan pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Keutamaan selanjutnya, puasa dibalas dengan pahala yang sangat besar, tidak terbatas, dan tidak terikat dengan bilangan tertentu. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam sebuah hadits qudsi:
“Seluruh amal anak Adam adalah untuk dirinya, kecuali puasa, Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya…”
Dalam salah satu riwayat Muslim, disebutkan bahwa:
“Satu kebaikan dalam setiap amalan anak Adam akan dibalas dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah berfirman: ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasanya. Pelakunya telah meninggalkan syahwat dan makan karena Aku’”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyandarkan pahala kepada diri-Nya yang mulia, tanpa ,menggunakan bilangan tertentu. Sungguh, Dia adalah Maha Pemurah dan Maha Pemberi. Besarnya pemberian itu sesuai dengan kebesaran pemberian-Nya, Oleh karena itu, pahala bagi orang yang berpuasa teramat banyak lagi tidak terhingga.

Selain itu, puasa adalah perisai yang mampu menjaga pelakunya dari perbuatan buruk dan sia-sia. Puasa juga menjadi perisai bagi pelakunya dari siksa api Neraka, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir Radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
        “Puasa adalah perisai yang dipakai oleh seorang hamba untuk melindungi diri dari Neraka”.

Puasa, dengan izin Allah, mampu memberikan syafaat bagi pelakunya pada hari Kiamat, sebagaimana riwayat dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallaahu ‘anhuma bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa dan al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak. Puasa berkata: ‘Ya  Rabbku, aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwat, maka jadikanlah aku sebagai pemberi syafaat untuknya’…”

Keutamaan lain, bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah dibandingkan wangi misik. Dan orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan. Kegembiraan pertama adalah pada saat berbuka, yaitu bergembira dengan nikmat yang telah Allah berikan, baik kesempatan berpuasa maupun kenikmatan yang kembali dihalalkan untuknya berupa makanan, minuman, dan lainnya.

Kegembiraan kedua adalah kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya dengan mendapatkan balasan yang utuh dan sempurna atas puasanya di sisi Allah. Tersedia pintu surga yang dikhususkan bagi orang yang berpuasa. Kelak akan ada seruan: “Mana orang-orang yang berpuasa? Hendaklah mereka memasuki Surga melalui pintu ar-Rayyan. Tidak ada yang boleh memasuki pintu tersebut, selain mereka”.

Demikian artikel singkat tentang keutaamaan puasa. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan amal ibadah yang diterima di sisi Allah, sehingga menjadi tambahan timbangan amal kebaikan pada hari Kiamat.


Ya Allah, jagalah puasa kami, jadikanlah ia sebagai pemberi syafaat untuk kami, serta ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum Muslimin. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wasallam, keluarganya, para Shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari Kiamat.


Jakarta, 10 Juli 2013.
Selepas kembali dari tanah haram, Makkah Al-Mukaramah.