Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) merupakan ujian tertulis secara nasional yang
diselenggarakan oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI)
untuk mencari dan menjaring calon mahasiswa terbaik yang diprediksi mampu
menyelesaikan studi di PTN. Untuk tahun ini, ujian tertulis SBMPTN insya Allah akan
dilaksanakan hari Selasa, 9 Juni 2015 besok.
Hingga batas akhir periode
pendaftaran, tercatat ada 693.185 orang peserta yang terbagi dalam tiga
kelompok ujian, dengan rincian 260.797 orang peserta memilih Kelompok Ujian
Sains dan Teknologi (Saintek), 277.676 orang peserta memilih Kelompok Ujian
Sosial dan Humaniora (Soshum), dan 154.712 orang memilih Kelompok Ujian Campuran.
Materi ujian tertulis pada
SBMPTN 2015 terdiri dari
1.
Tes
Kemampuan dan Potensi Akademik (TKPA), meliputi soal Tes Kemampuan Verbal,
Numerikal, Figural, Penalaran, Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris, dengan jumlah 90 soal dan alokasi waktu pengerjaan 105 menit;
2.
Tes
Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek), meliputi soal Matematika IPA, Kimia,
Fisika, dan Biologi, dengan jumlah 60 soal dan alokasi waktu pengerjaan 105
menit; dan/atau
3.
Tes
Kemampuan Dasar Soshum (TKD Soshum), meliputi soal Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Sosiologi, dengan jumlah 60 soal dan alokasi waktu pengerjaan 75 menit.
Bagi peserta yang memilih
kelompok Ujian Saintek harus mengikuti ujian TKPA dan TKD Saintek. Sedangkan
bagi peserta kelompok Ujian Soshum harus mengikuti ujian TKPA dan TKD Soshum.
Sementara itu, bagi peserta kelompok Ujian Campuran harus mengikuti TKPA, TKD
Saintek, dan TKD Soshum.
Siap Akademis Saja Tidak Cukup
Sebagian peserta SBMPTN
telah berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai dari belajar mandiri
mengerjakan soal-soal tahun sebelumnya hingga mengikuti Program Khusus yang
diselenggarakan oleh berbagai lembaga bimbingan tes. Namun persiapan akademis
saja tidak cukup. Untuk sukses di SBMPTN atau ujian tertulis lain peserta harus
siap juga secara fisik, mental, dan teknis.
‘
Siap secara fisik artinya
peserta dalam keadaan sehat dan bugar pada saat hari H pelaksanaan ujian. Hal
ini sangat penting mengingat seluruh rangkain ujian tertulis SBMPTN hanya
diselenggarakan satu hari. Sementara materi ujian sangat banyak, beragam, dan memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi. Belum lagi masalah keterbatasan waktu, misalnya
untuk 90 soal TKPA hanya disediakan waktu 105 menit, artinya tiap soal hanya
disediakan sekitar 1,17 menit. Keadaan ini menuntut fisik prima dan bugar
peserta sehingga mereka memiliki daya tahan tubuh dan konsentrasi tinggi.
Terkait kesiapan fisik
menjelang hari H, tipsnya jangan tidur terlalu malam. Sebagian siswa belajar
hingga larut malam pada H-1 sehingga menyebabkan dirinya kurang tidur. Padahal
kurang tidur dapat menyebabkan konsentrasi menurun, emosi menjadi labil, daya
tahan tubuh melemah, memicu stress, dan berbagai akibat buruk lainnya. Selain
itu, tidur terlalu larut berpotensi menyebabkan peserta terlambat bangun pada
pagi harinya sehingga terlambat tiba di lokasi ujian. Padahal ujian tertulis
SBMPTN bagi peserta Kelompok Saintek dijadwalkan akan dimulai Pukul 07.00 WIB
dan peserta diminta hadir 30 menit sebelumnya untuk memastikan ruang ujian dan
tempat duduk telah sesuai.
Berikutnya siap mental,
artinya peserta harus punya keyakinan kuat bahwa dirinya telah siap menghadapi
ujian pada tanggal 9 Juni nanti. Jangan takut! Ketakutan hanya akan mendorong
seseorang untuk memasang pintu berlapis-lapis. Akibatnya pikiran jadi sempit dan
terkurung. Padahal otak kita justru bekerja seperti parasut, ia akan bermanfaat
saat terbuka. Maka, siapkan mental tempur untuk berjuang mengejar cita-cita di
masa depan.
Terakhir kesiapan teknis,
meliputi setiap hal terkait teknis pelaksanaan ujian itu sendiri. Peserta harus
sudah menyiapkan kartu peserta SBMPTN dan dokumen-dokumen pendukung lain,
seperti fotocopi ijazah yang sudah dilegalisasi atau sekurang-kurangnya SKHUN.
Cetak kartu peserta dengan printer berwarna. Pastikan foto sudah tercetak
sesuai ketentuan. Jika belum, segera hubungi Panlok dan tanyakan solusinya.
Selanjutnya jangan pelit
dengan alat tulis. Bawa beberapa pensil 2B yang sudah siap pakai, rautan
pensil, karet penghapus yang lunak dan dapat membersihkan hingga bersih,
ballpoint hitam. Siapkan dalam satu wadah dan pastikan masuk ke dalam tas yang
akan dibawa. Jangan sampai waktu berkurang karena masih sibuk meraut, atau
mencari alat tulis lain. Ingat, panitia tidak mentolerir peserta yang tidak
membawa alat tulis. Peserta tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam
bentuk apapun dengan peserta lain saat ujian tertulis berlangsung.
Peserta seharusnya juga
menguasai seluruh tata tertib selama pelaksanaan ujian, diantaranya peserta
harus memeriksa sendiri kondisi LJU. Jika LJU tidak layak atau dianggap tidak
dapat terbaca mesin scanner, maka
segera minta ganti. Isi data identitas peserta ujian secara teliti, mulai dari
nama peserta sesuai yang tertera pada Kartu Peserta, Nomor Peserta SBMPTN
(jangan sampai salah mengisi nomor peserta ujian lain atau nomor peserta di
bimbingan tes), Kode Naskah, tanggal lahir, dan tanda tangan pernyataan pada
LJK.
Saat menerima naskah soal,
jangan terburu-buru langsung mengerjakan. Periksa kembali kelengkapan tiap
halaman soal, pastikan tidak ada cetakan yang hilang. Jika soal tidak lengkap
segera minta ganti naskah soal baru. Kerjakan soal setelah pengawas ujian
mempersilakan.
Teknis Penilaian pada SBMPTN
Ada beberapa hal yang harus peserta perhatikan
sebelum menjawab soal ujian. Pertama, lihat aturan main. Jangan asal tembak!
Penilaian SBMPTN menggunakan sistem Benar +4, Salah -1, dan Kosong 0. Jadi
untuk perhitungan Nilai Mentah (NM) = {[(Jumlah Benar x 4) – Jumlah
Salah] / (Jumlah Soal x 4)} x 100%.
Dari perhitungan
nilai mentah akan diperoleh skor dalam rentang nilai 0-100%. Selanjutnya nilai
diolah menjadi Nilai Baku(NB) = (Nilai Mentah – Rataan) / Simpangan
Baku.
Dalam perhitungan
nilai baku sangat bergantung pada rataan dan simpangan baku dari data yang
terbentuk. Nilainya dinamis, tergantung nilai pada tahun berjalan. Perhitungan
Nilai Baku ini ditujukan untuk mengetahui nilai peserta dibandingkan dengan
peserta lain. Selain itu, perhitungan Nilai Baku juga
digunakan untuk menentukan apakah seseorang siswa terkena aturan nilai mati. Nilai
mati terjadi jika ada peserta yang mendapat nilai baku ≤
-2,5 untuk dua mata ujian atau lebih.
Yang perlu dipahami
peserta adalah Panitia SBMPTN hanya akan mengambil putra-putri terbaik, jadi
pastikan bahwa peserta memberikan usaha terbaik sehingga mempunyai hasil di
atas rata-rata untuk tiap mata ujian. Jangan sampai terlalu sibuk di satu soal
sehingga tidak sempat mengerjakan soal lain, atau jangan hanya fokus di satu
mata ujian sehingga lupa mengerjakan mata ujian lain, misalnya terlalu asyik di
TPA dan Matematika Dasar menyebabkan soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
tidak dikerjakan. Ingat, tiap mata ujian harus ada soal yang dikerjakan.
Proses selanjutnya
adalah pengolahan menjadi Nilai Nasional (NN) = 500 + ( 100 x NB). Berdasarkan nilai
nasional inilah peserta akan diurutkan mulai dari yang tertinggi hingga yang
terendah. Selanjutnya dilakukan proses alokasi yaitu penempatan peserta ke
program studi yang dipilihnya, dengan ketentuan peserta dengan nilai lebih baik
mendapat prioritas untuk dialokasikan terlebih dahulu. Program studi hanya
menerima sejumlah mahasiswa baru sesuai dengan daya tampungnya.
Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada passing
grade tetap untuk tiap Prodi. Passing
grade akan begerak tiap tahunnya, bergantung pada nilai yang terbentuk pada
tahun berjalan.
Selamat bersiap menghadapi SBMPTN 2015 besok. Semoga bermanfaat.
3 comments:
waaah, mantab, sukses gan
SEED SEA TOOLS WITH MINIMUM AND MECHANICAL MINIMUM MAKING
http://rindra.blog.dinus.ac.id/2016/09/01/alat-tanam-benih-jagung-dengan-tuas-pengungkit-dan-mekanik-pembuat-lubang/
Terima kasih
Kunjungi ittelkom-sby.ac.id
Post a Comment