01 August 2013

BEKAL KEHIDUPAN

Hidup adalah seni memilih. Apapun yang kita hadapi, selalu ada pilihan tentang bagaimana kita akan menyikapi. Yang pasti, setidaknya ada dua hal yang perlu kita pahami sebagai bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan ini.

Pertama, istikharah.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita untuk melaksanakan shalat istikharah dalam setiap perkara/urusan mubah, baik perkara tersebut nampak jelas kebaikannya maupun tidak. Istikharah bukan hanya saat kita hendak memilih jodoh, istikharah bukan hanya saat kita menghadapi perkara besar, istikharah bukan hanya saat kita menghadapi perkara penting. Istikharah dalam setiap perkara/urusan karena bisa jadi hal yang dianggap remeh atau kecil sekalipun, dapat membuahkan perkara yang besar dan penting.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian bermaksud melakukan suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, lalu hendaklah ia berdoa: 




‘Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlikal ‘adziim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu hadzal amro (lalu sebutkan perkara/urusan tersebut) khoirun lii fii diinii, wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii wa ‘aajili wa aajilihi faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii wa ‘aajili wa aajilihi fash-rifhu ‘annii wash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro khaitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi’

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, aku memohon sesuatu dari karunia-Mu yang agung. Sesungguhnya Engkau mampu sedangkan aku tidaklah mampu, Engkau yang Maha Mengeahui sedangkan aku tidak mengetahui, Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu sebutkan perkara/urusan tersebut) baik bagiku dalam baik bagi agamaku, penghidupanku, dan akhir kesudahan perkaraku di dunia maupun di akhirat, maka tetapkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah aku untuk mendapatkannya, kemudian berkahilah aku dalam perkara tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut buruk bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya bagiku baik di dunia maupun di akhirat, maka palingkanlah ia dariku, dan jauhkanlah aku darinya, dan tetapkanlah untukku kebaikan di manapun kebaikan itu berada, kemudian jadikanlah aku pun ridho dengannya” (HR. Al-Bukhari).


Kedua, sikap syukur atau sabar atas konsekuensi dari setiap pilihan.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya” (HR. Muslim).

Sesungguhnya kehidupan kita penuh dengan ujian dan cobaan, baik berupa hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang tidak diinginkan. Dan tidaklah seseorang bisa melewati dua ujian ini kecuali dengan syukur kepada Allah saat mendapatkan kenikmatan, dan sabar saat menghadapi kesulitan.

Sebagai seorang mukmin kita harus meyakini bahwa apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan adalah yang terbaik untuk kita.  Apa yang Allah tetapkan adalah pilihan terbaik untuk kita. Hendaklah kita berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah, mengerahkan segenap kemampuan dengan menempuh cara-cara yang disyari’atkan, kemudian menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah. Dan apabila hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita saat ini, hendaklah kita mengingat firman Allah:
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kami tidak mengetahui”. (QS.Al-Baqarah: 216).

Sungguh jika kita merenungi dan mau jujur terhadap diri sendiri, pasti akan kita dapati bahwa selalu ada hikmah dan maslahat tertentu dari setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-Nya.


Semoga bermanfaat dan menjadi bekal bagi kita dalam menghadapi berbagai pilihan kehidupan yang terbentang di hadapan.




1 comment:

Kampus Teknologi Terbaik said...

SEED SEA TOOLS WITH MINIMUM AND MECHANICAL MINIMUM MAKING
http://rindra.blog.dinus.ac.id/2016/09/01/alat-tanam-benih-jagung-dengan-tuas-pengungkit-dan-mekanik-pembuat-lubang/