26 December 2008

Kisah Kedermawanan Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw yang termasuk assabiqunal awwalun, yakni golongan delapan orang pertama yang memeluk Islam. Beliau juga termasuk salah satu dari sepuluh orang yang dijanjikan Rasulullah saw dengan surga. Beliau pun adalah seorang mufti yang dipercaya untuk berfatwa di Madinah, padahal Rasulullah saw masih hidup. Rasulullah saw bahkan pernah berdiri dibelakang beliau ketika shalat jamaah dalam Perang Tabuk.

Selain itu, Abdurrahman bin Auf juga ikut berjihad dalam berbagai peperangan. Beliau mampu membuktikan ketangguhannya dengan membunuh musuh-musuh Allah. Dalam Perang Uhud, beliau tetap teguh bertahan di sisi Rasulullah saw ketika banyak tentara muslim yang meninggalkan medan peperangan. Padahal ketika itu, tubuhnya mendapat sembilan luka parah dan sekitar dua puluh luka kecil, yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang tersebut pun menyebabkan luka di kakinya sehingga beliau berjalan dengan pincang dan merontokkan giginya sehingga beliau berbicara dengan cadel.

Diantara berbagai keistimewaannya, kedermawanan Abdurrahman bin Auf telah menjadi fenomena yang dapat dijadikan teladan. Salah satu kedermawanannya adalah ketika Rasulullah saw hendak menghadapi tentara Rum dalam Perang Tabuk. Maka datanglah Abdurrahman sebagai pelopor dengan dua ratus ‘uqiyah emas.

Melihat hal tersebut, sahabat Umar ibn Khaththab berbisik kepada Rasulullah, “Sesungguhnya aku melihat, bahwa Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun
Maka bertanyalah Rasulullah saw, “Wahai Abdurrahman, apa yang telah engkau tinggalkan untuk keluargamu?
Abdurrahman menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah meninggalkan untuk mereka sesuatu yang lebih banyak dan lebih baik dariapa yang telah aku infakkan”.
Apakah itu?”, tanya Rasulullah.
Dia menjawab, “Apa yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya, berupa rizki, kebaikan, dan pahala yang banyak”.

Contoh kedermawanan Abdurrahman lainnya dapat dilihat ketika beliau baliau membeli sebidang tanah lalu membagikan seluruhnya kepada fakir miskin Bani Zuhrah dan kepada ummahatul mukminin. Dalam kesempatan lainnya beliau menyumbangkan seluruh barang yang dibawa kafilah dagangnya, berupa gandum, tepung, minyak, pakaian, dan segala bentuk kebutuhan penduduk lainnya berikut 700 ekor unta yang digunakan untuk mengangutnya.

Setelah itu, semangat beliau untuk mengorbankan harta bendanya di jalan Allah semakin memuncak. Beliau menyumbangkan antara lain 40.000 dinar (sekarang sekitar 52,33 milyar rupiah), 40.000 dirham (sekitar 1,3 milyar rupiah), 200 ‘uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1.500 ekor unta. Dan tatkala hampir berpulang ke rahmatullah, beliau memerdekakan sebagian besar budak yang dimilikinya. Selain itu, beliau berwasiat untuk menyantuni para veteran pahlawan perang Badar yang masih hidup dengan santunan sebesar 400 dinar (sekitar 523 juta rupiah) per orang, dimana jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.

Dengan demikian banyak harta yang diinfakkan, beliau masih meninggalkan harta yang sangat banyak ketika meninggal dunia. Harta peninggalannya meliputi tetapi tidak terbatas pada 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.000 ekor kambing. Selain itu, beliau pun mewariskan 80.000 dinar (sekitar 104 milyar rupiah) untuk masing-masing istrinya. Padahal masing-masing istrinya hanya mendapat bagaian ¼ dari 1/8, karena beliau memiliki 4 orang istri yang mewaris bersama anak.

Abdurrahman memang telah menjadi pebisnis yang sangat kaya raya, namun kekayaannya tidak sedikitpun mampu melalaikannya dari mengingat Allah. Baginya perniagaan bukanlah menumpuk harta atau hidup mewah dalam keriya’an. Baginya, perniagaan merupakan sarana mendekatkan dirinya kepada Allah. Beliau menyadari betul bahwa seluruh usahanya hanya ditujukan untuk mencari keridhaan-Nya. Beliau hanya mengupayakan perkara yang halal dan menjauhkan diri dari yang haram, bahkan yang subhat sekalipun. Wallahu A’lam.

Semoga kita dapat meneladani sifat-sifat Abdurrahman bin Auf yang mampu mengorbankan jiwa dan hartanya untuk berjuang menggapai keridhaan Allah Azza wa Jalla.

No comments: