Ditengah rutinitas menyelesaikan tugas akhir, salah seorang rekan menghubungi saya kemarin pagi. Beliau menyampaikan berita bahwa air sungai Ciliwung meluap dan masuk ke lapangan SMAN 8. Terdengar suara lirih, penuh kesedihan yang berbaur kecemasan. Saya pun bergegas untuk meninjau...
Sepanjang perjalanan ada pertentangan dalam hati. Pertanyaan-pertanyaan konyol seorang hamba Allah yang lemah dan bodoh terus bergemuruh. Sampai akhirnya teringat pada sebuah hadist. Dari Abu Sa’id al-Khudri dan Abu Hurairah bahwa keduanya mendengar Rasulullah saw bersabda,
“Tidak ada penderitaan, kesengsaraan, sakit, kesedihan, bahkan juga kekalutan yang menimpa seorang mukmin melainkan dengan itu dihapuskan sebagian dosa-dosanya”. (H.R. Muslim no.1798)
Manusia memang tempatnya salah dan dosa. Selalu saja ada debu-debu kemaksiatan yang melekat. Sedikit demi sedikit, berlarut-larut tanpa terasa. Hingga akhirnya debu menjelma menjadi kotoran pekat yang sulit dibersihkan.
Sementara itu, Allah Yang Maha Suci, The Most Holy, hanya akan menjumpai hamba-Nya dalam keadaan suci. Mungin musibah banjir ini menjadi salah satu sarana yang diberikan-Nya untuk menghapus dosa-dosa kita yang telah berkarat. Wallahu A’lam.
Untuk semua masyarakat yang menghadapi banjir, bersabarlah sehingga apa yang sedang dihadapi ini tetap mendatangkan kebaikan. Minta pertolongan hanya kepada Allah dengan sabar. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Himbauan untuk saudara-saudaraku yang saat ini diberi amanah Allah dengan berbagai kelebihan, baik ilmu, limpahan harta, luangnya waktu, tingginya jabatan, sehatnya raga dan jiwa, mari kita bantu para korban. Jadilah pribadi-pribadi yang bisa merasakan derita orang lain. Tak sekedar sebuah empati, tapi merupakan puncak kesadaran dan obyektifitas yang diwujudkan dengan tindakan nyata. Bukankah orang yang paling mulia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya?
Mari kita tundukkan pandangan, menghadapkan hati yang berharap menyucikanya, menengadahkan kedua tangan untuk berdo’a, bermunajat hanya kepada-Nya:
“Wahai Tuhan Yang Maha Suci, yang terlepas dari segala kekurangan manusia. Jiwa manusia mamiliki kelemahan sebagaimana akal manusia yang selalu tak menentu. Semua itu memiliki keterbatasan dalam menemukan hakikat firman-Mu: “wa maa qadarullaaha haqqa qadrih..” (Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya). Maka, kami mohon kepada-Mu Ya Allah, hembuskanlah kesucian jiwa pada diri kami, agar keberkahan-Mu meliputi kekuatan lahir dan bathin kami sehingga kami dapat membersihkan diri dari segala kekurangan, kesalahan dan kekhilafan. Kami dengar seruan-Mu Ya Allah, sehingga kami benar-benar merasakan kehadiran-Mu, karena Engkaulah Yang Maha Suci dan cahaya-Mu adalah abadi. Berkahilah orang-orang disekitarku dengan anugerah dari segala ufuk karena Engkau Tuhan Yang Maha Tunggal lagi Maha Pencipta”.
No comments:
Post a Comment